Membalaskan Dendam yang Terpendam
Pengalaman menjadi kakak tingkat (kating) merupakan salah satu bentuk tanggung jawab. Hasilnya, terkadang perilaku yang saya berikan merupakan balas dendam dari apa yang tidak saya dapatkan.
Sebulan lalu saya menjadi salah satu sosok yang dituakan dalam sebuah tim yang berisi mahasiswa-mahasiswa semester 1 yang menjalani magang selama sebulan di organisasi saya. Karena pernah melewati masa-masa tersebut, reflek yang saya ambil adalah untuk memberikan apa yang saya dambakan ketika berada di sepatu mereka.
Belum menjadi member Medium? Baca Membalaskan Dendam yang Terpendam di sini.
Saya membuat sebuah grup Whatsapp dan berusaha merutinkan untuk bertemu guna memudahkan ketika ada pertanyaan dan transfer ilmu terkait kepenulisan. Saya juga seringkali menjadi sosok yang membuka percakapan dan menanya-nanyakan terkait progress pekerjaan magang mereka.
Mungkin sindrom ini seharusnya dimiliki oleh orang tua kepada anaknya. Namun, saya sendiri juga terkadang merasa sesal apabila tidak dapat memberikan apa yang seharusnya mereka dapatkan — atau lebih tepatnya apa yang saya harapkan dapatkan dari kakak tingkat saya. Alhasil secara harafiah, bimbingan yang saya lakukan bisa dibilang merupakan sebuah aksi balas dendam kepada kakak tingkat saya.